DASYATNYA DOSA RIBA ☚
Copy Right From CEO Wakalah NNM Gold Resources.
: by Ismail Bin Johari (Notes) on Saturday, December 3, 2011 at 10:47pm
«الرِّبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُوْنَ بَابًا، أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ»
Riba itu memiliki 73 pintu. Yang paling ringan (dosanya) adalah seperti seseorang yang mengawini ibunya. (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).
Al-Hakim meriwayatkan hadis di atas di dalam Al-Mustadrak dari Abu Bakar bin Ishaq dan Abu Bakar bin Balawaih; keduanya dari Muhammad bin Ghalib, dari Amru bin Ali dari Ibn Abi ‘Adi, dari Syu‘bah, dari Zaid dari Ibrahim, dari Masruq, dan dari Abdullah bin Mas‘ud.Al-Hakim berkata, “Hadis ini sahih menurut syarat al-Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak mengeluarkannya.”
Al-Minawi menukil di dalam Faydh al-Qadîr, bahwa al-Hafizh al-‘Iraqi berkata (tentang hadits di tas), “Sanadnya sahih.”Adapun al-Baihaqi meriwayatkan hadis di atas di dalam Su‘ab al-Imân dari Abu Abdillah al-Hafizh, dari Abu Bakar bin Ishaq, dari Muhammad bin Ghalib dari Amarah bin Ali, dari Ibn Abi Adi, dari Syu‘bah, dari Zubaid dari Ibrahim, dari Masruq, dan dari Abdullah bin Mas‘ud.
Hadis yang semakna juga diriwayatkan oleh Ibn al-Jarud dalam Al-Muntaqâ; Ibn Abi Syaibah dalam Mushannaf Ibn Abi Syaybah; Abd ar-Razaq dalam Mushannaf Abd ar-Razâq; Abu Nu‘aim al-Ashbahani dalam Ma‘rifah ash-Shahâbah; Ibn Abi Dunya di dalamDzam al-Ghîbah wa an-Namîmah; dan yang lain.
Makna Hadis
Kata ar-ribâ maksudnya adalah itsm ar-ribâ (dosa riba). Menurut ath-Thayibi, penetapan makna tersebut merupakan keniscayaan agar sejalan dengan makna kalimat: aysaruhâ mitslu an yankiha….
Kata bâb[an] maknanya adalah hûban (dosa). Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Nabi saw. bersabda:
«الرِّبَا سَبْعُوْنَ حُوْبًا أَيْسَرُهَا أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ»
Riba itu (ada) 70 dosa. Yang paling ringan adalah (seperti) seorang laki-laki yang menikahi ibunya sendiri (HR Ibn Majah, al-Baihaqi, Ibn Abi Syaibah dan Ibn Abi Dunya).
Kata hûb[an] ertinya adalah al-itsm wa adz-dzunûb (dosa). Kata 73 itu—dalam riwayat lainnya dinyatakan 70, 72 dan 63—tidak menyatakan batasan jumlah tertentu, melainkan menunjukkan erti: banyak jenis dan tingkatannya. Krn itu, hadis di atas brmakna dosa riba banyak jenis dan tingkatannya. Yang paling rendah adalah seperti dosa seseorang yang menzinai ibunya sendiri. Bahkan Abdullah bin Hanzhalah menuturkan, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
«دِرْهَمٌ رِبًا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةٍ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً »
Satu dirham riba yang dimakan oleh seorang laki-laki, sementara ia tahu, lebih berat (dosanya) daripada berzina dengan 36 pelacur (HR Ahmad dan ath-Thabrani).
Ibn Abbas juga menuturkan, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
«دِرْهَمٌ رِبًا أَشَدُّ عَلَى اللهِ مِنْ سِتَّةِ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً. وَقَالَ : مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ»
Satu dirham riba (dosanya) kepada Allah lebih berat daripada 36 kali berzina dengan pelacur. (Ibn Abbas berkata) dan Beliau bersabda, “Siapa saja yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka neraka lebih layak untuknya.” (HR al-Baihaqi dan ath-Thabrani).
Asy-Syaukani, dalam Nayl al-Awthâr, berkata, Hal ini menunjukkan bahwa riba termasuk kemaksiatan yang paling berat. Sebabnya, kemaksiatan yang menandingi bahkan lebih berat daripada kemaksiatan zina, yang merupakan perbuatan yang sangat menjijikkan dan sangat keji, tidak diragukan lagi, bahwa kemaksitan riba itu melampaui batas-batas ketercelaan.”
Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa riba termasuk kemaksiatan yang paling besar. Hal itu bisa dilihat dari:
Pertama, orang yang mengambil riba merupakan penghuni neraka dan kekal di dalamnya (QS 2: 275).
Kedua, meninggalkan (sisa) riba dinilai sebagai bukti keimanan seseorang (QS 2: 278).
Ketiga, orang yang tetap mengambil riba diindikasikan sebagai seorang kaffâran atsîman; orang yang tetap dalam kekufuran dan selalu berbuat dosa (QS 2: 276).
Keempat, orang yang tetap mengambil riba diancam akan diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya (QS 2: 279).
Kelima, dosa teringan memakan riba adalah seperti berzina dengan ibu sendiri; dan lebih berat daripada berzina dengan 36 pelacur.
Hadis di atas jelas mengisyaratkan bahwa riba akan menimbulkan kerosakan di masyarakat yang lebih besar daripada kerosakan akibat zina. Ini krn riba sejak dulu hingga kini merupakan alat perhambaan, penindasan, eksploitasi, pemerasan, penghisapan darah dan penjajahan. Semua itu bukan hanya terjadi pada tingkat individu, namun juga terjadi terhadap suatu bangsa, umat dan negara. Hal itu seperti yang dilakukan oleh negara-negara besar (penjajah) kepada negara Dunia Ketiga. Melalui hutang dengan sistem riba akhirnya kekayaan negara-negara Dunia Ketiga justru mengalir ke negara besar. Dengan hutang itu pula, negara-negara Dunia Ketiga ditindas dan dikendalikan demi kepentingan negara-negara besar itu. Apa yang terjadi akibat hutang luar negeri terhadap negeri ini merupakan buktinya.
Jika riba telah tampak nyata di suatu kaum, maka kaum itu telah menghalalkan diturunkannya azab Allah kepada mereka. Ibn Abbas menuturkan bahwa Nabi saw. pernah bersabda:
«إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِيْ قَرْيَةٍ ، فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ»
Jika telah tampak nyata zina dan riba di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan sendiri (turunnya) azab Allah (kepada mereka) (Hr al-Hakim).
Lalu bagaimana dengan negeri kita ini? Na‘ûdzu billâh min dzâlik.
https://www.facebook.com/notes/ismail-bin-johari/-dasyatnya-dosa-riba-/196816780402452
Riba itu memiliki 73 pintu. Yang paling ringan (dosanya) adalah seperti seseorang yang mengawini ibunya. (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).
Al-Hakim meriwayatkan hadis di atas di dalam Al-Mustadrak dari Abu Bakar bin Ishaq dan Abu Bakar bin Balawaih; keduanya dari Muhammad bin Ghalib, dari Amru bin Ali dari Ibn Abi ‘Adi, dari Syu‘bah, dari Zaid dari Ibrahim, dari Masruq, dan dari Abdullah bin Mas‘ud.Al-Hakim berkata, “Hadis ini sahih menurut syarat al-Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak mengeluarkannya.”
Al-Minawi menukil di dalam Faydh al-Qadîr, bahwa al-Hafizh al-‘Iraqi berkata (tentang hadits di tas), “Sanadnya sahih.”Adapun al-Baihaqi meriwayatkan hadis di atas di dalam Su‘ab al-Imân dari Abu Abdillah al-Hafizh, dari Abu Bakar bin Ishaq, dari Muhammad bin Ghalib dari Amarah bin Ali, dari Ibn Abi Adi, dari Syu‘bah, dari Zubaid dari Ibrahim, dari Masruq, dan dari Abdullah bin Mas‘ud.
Hadis yang semakna juga diriwayatkan oleh Ibn al-Jarud dalam Al-Muntaqâ; Ibn Abi Syaibah dalam Mushannaf Ibn Abi Syaybah; Abd ar-Razaq dalam Mushannaf Abd ar-Razâq; Abu Nu‘aim al-Ashbahani dalam Ma‘rifah ash-Shahâbah; Ibn Abi Dunya di dalamDzam al-Ghîbah wa an-Namîmah; dan yang lain.
Makna Hadis
Kata ar-ribâ maksudnya adalah itsm ar-ribâ (dosa riba). Menurut ath-Thayibi, penetapan makna tersebut merupakan keniscayaan agar sejalan dengan makna kalimat: aysaruhâ mitslu an yankiha….
Kata bâb[an] maknanya adalah hûban (dosa). Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Nabi saw. bersabda:
«الرِّبَا سَبْعُوْنَ حُوْبًا أَيْسَرُهَا أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ»
Riba itu (ada) 70 dosa. Yang paling ringan adalah (seperti) seorang laki-laki yang menikahi ibunya sendiri (HR Ibn Majah, al-Baihaqi, Ibn Abi Syaibah dan Ibn Abi Dunya).
Kata hûb[an] ertinya adalah al-itsm wa adz-dzunûb (dosa). Kata 73 itu—dalam riwayat lainnya dinyatakan 70, 72 dan 63—tidak menyatakan batasan jumlah tertentu, melainkan menunjukkan erti: banyak jenis dan tingkatannya. Krn itu, hadis di atas brmakna dosa riba banyak jenis dan tingkatannya. Yang paling rendah adalah seperti dosa seseorang yang menzinai ibunya sendiri. Bahkan Abdullah bin Hanzhalah menuturkan, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
«دِرْهَمٌ رِبًا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةٍ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً »
Satu dirham riba yang dimakan oleh seorang laki-laki, sementara ia tahu, lebih berat (dosanya) daripada berzina dengan 36 pelacur (HR Ahmad dan ath-Thabrani).
Ibn Abbas juga menuturkan, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
«دِرْهَمٌ رِبًا أَشَدُّ عَلَى اللهِ مِنْ سِتَّةِ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً. وَقَالَ : مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ»
Satu dirham riba (dosanya) kepada Allah lebih berat daripada 36 kali berzina dengan pelacur. (Ibn Abbas berkata) dan Beliau bersabda, “Siapa saja yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka neraka lebih layak untuknya.” (HR al-Baihaqi dan ath-Thabrani).
Asy-Syaukani, dalam Nayl al-Awthâr, berkata, Hal ini menunjukkan bahwa riba termasuk kemaksiatan yang paling berat. Sebabnya, kemaksiatan yang menandingi bahkan lebih berat daripada kemaksiatan zina, yang merupakan perbuatan yang sangat menjijikkan dan sangat keji, tidak diragukan lagi, bahwa kemaksitan riba itu melampaui batas-batas ketercelaan.”
Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa riba termasuk kemaksiatan yang paling besar. Hal itu bisa dilihat dari:
Pertama, orang yang mengambil riba merupakan penghuni neraka dan kekal di dalamnya (QS 2: 275).
Kedua, meninggalkan (sisa) riba dinilai sebagai bukti keimanan seseorang (QS 2: 278).
Ketiga, orang yang tetap mengambil riba diindikasikan sebagai seorang kaffâran atsîman; orang yang tetap dalam kekufuran dan selalu berbuat dosa (QS 2: 276).
Keempat, orang yang tetap mengambil riba diancam akan diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya (QS 2: 279).
Kelima, dosa teringan memakan riba adalah seperti berzina dengan ibu sendiri; dan lebih berat daripada berzina dengan 36 pelacur.
Hadis di atas jelas mengisyaratkan bahwa riba akan menimbulkan kerosakan di masyarakat yang lebih besar daripada kerosakan akibat zina. Ini krn riba sejak dulu hingga kini merupakan alat perhambaan, penindasan, eksploitasi, pemerasan, penghisapan darah dan penjajahan. Semua itu bukan hanya terjadi pada tingkat individu, namun juga terjadi terhadap suatu bangsa, umat dan negara. Hal itu seperti yang dilakukan oleh negara-negara besar (penjajah) kepada negara Dunia Ketiga. Melalui hutang dengan sistem riba akhirnya kekayaan negara-negara Dunia Ketiga justru mengalir ke negara besar. Dengan hutang itu pula, negara-negara Dunia Ketiga ditindas dan dikendalikan demi kepentingan negara-negara besar itu. Apa yang terjadi akibat hutang luar negeri terhadap negeri ini merupakan buktinya.
Jika riba telah tampak nyata di suatu kaum, maka kaum itu telah menghalalkan diturunkannya azab Allah kepada mereka. Ibn Abbas menuturkan bahwa Nabi saw. pernah bersabda:
«إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِيْ قَرْيَةٍ ، فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ»
Jika telah tampak nyata zina dan riba di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan sendiri (turunnya) azab Allah (kepada mereka) (Hr al-Hakim).
Lalu bagaimana dengan negeri kita ini? Na‘ûdzu billâh min dzâlik.
https://www.facebook.com/notes/ismail-bin-johari/-dasyatnya-dosa-riba-/196816780402452
Apabila Api di Anggap Air
Tipudaya dajjal bukan sahaja membelenggu manusia didunia ini tetapi juga
hingga saat manusia meninggalkan jasadnya menjadi roh. Ia dilakukan
secara licik dan amat bijak iaitu melalui mempengaruhi manusia supaya
terjebak didalam hutang yang berpanjangan hingga tidak mampu untuk
dijelaskan.
Hutang adalah amat tidak digalakan didalam Islam jika tidak ada urusan
yang memerlukannya. Islam mensyaratkan wajib disegerakan menjelaskan
hutang sebaik sahaja meninggal dunia.
Roh seseorang yang berhutang tergantung antara langit dan bumi (tidak
menuju ke tempat yang mulia) sehinggalah dibayarkan balik hutangnya
itu.
Sabda Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bermaksud:
"Roh seorang mukmin yang berhutang jika hutangnya tidak dijelaskannya,
maka tergantung-gantunglah antara langit dan bumi, yang bererti
terseksalah roh itu hingga dijelaskan hutang itu."
Al-quran telah menerangkan kaedah yang begitu jelas didalam urusan yang
melibatkan hutang piutang supaya orang-orang yang beriman tidak tertipu
dalam menjalankan urusan yang sedemikian.
Seperti firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 282:
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu menjalankan sesuatu urusan
dengan hutang piutang yang diberi tempoh hingga ke suatu masa yang
tertentu maka hendaklah kamu menulis (hutang dan masa bayarannya) itu
dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menulisnya dengan adil
(benar) dan janganlah seseorang penulis enggan menulis sebagaimana Allah
telah mengajarkannya. Oleh itu, hendaklah ia menulis dan hendaklah
orang yang berhutang itu merencanakan (isi surat hutang itu dengan
jelas). Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah
ia mengurangkan sesuatu pun dari hutang itu..."
Begitulah telitinya dalam ajaran Islam tentang urusan berhutang untuk
mengelakan umat Islam dari tertindas dalam mengadakan urusan hutang.
Apabila umat Islam mengikut ajaran Islam sepenuhnya didalam setiap
urusan termasuklah bidang ekonomi nescaya mereka akan menjadi kuat
seperti didalam zaman kegemilangan khilafah Islammiyyah yang hanya
menggunakan baitulmal (1) sebagai sumber ekonomi negara. Musuh Islam
dari kalangan zionis yahudi menyedari akan kekuatan ini lalu ketika
dihujung pemerintahan khilafah Othmaniyyah di Turki mereka telah
menubuhkan perbankan kapitalis. Pada mulanya mereka menawarkan
pembiayaan pembinaan jaringan keretapi dari Turki ke Mekah (2) bagi
kemudahan ibadah haji tetapi secara licik pembiayaan tersebut
menyebabkan kerajaan Othmaniyyah ketika itu jatuh muflis seterusnya
menyebabkan terhapusnya penguasaan kerajaan khilafah Islam yang telah
menguasai dua pertiga dunia lebih dari 500 tahun!
Sebaliknya seluruh manusia hari ini telah diperdaya oleh sistem ekonomi
dajjal yang berasaskan riba-kapitalis apabila mereka menganggap
penciptaan hutang itulah merupakan kemajuan kekayaan ekonomi.
Bagaimanakah hutang yang merupakan asas kepada kemiskinan telah dicipta
dengan berbagai-bagai kaedah yang mempersonakan hingga melahirkan
debt-based money system yang menggunakan wang kertas. Bahkan wang kertas
itu sendiri tidak berdasarkan kepada mana-mana nilai yang nyata seperti
emas atau perak tetapi bergantung kepada nilai yang ditetapkan dalam
dollar Amerika.
Sesungguhnya keadaan ketika dajjal berkuasa merupakan keadaan yang
diselubungi tipu daya yang nyata, sehingga sampai di satu tahap manusia
tidak lagi dapat membezakan antara api yang panas dan air yang dingin,
bukan sahaja tidak dapat membezakannya bahkan api dianggap sebagai air
dan begitulah sebaliknya;
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya Dajjal itu akan keluar
dengan membawa air dan api, maka apa yang dilihat manusia sebagai air,
sebenarnya itu adalah api yang membakar. Sedang apa yang dilihat oleh
manusia sebagai api, maka itu sebenarnya adalah air yang dingin dan
tawar. Maka barangsiapa yang menjumpainya, hendaklah menjatuhkan dirinya
ke dalam apa yang dilihatnya sebagai api, karena ia sesungguhnya adalah
air tawar yang nyaman." Hadits riwayat Bukhari dan Muslim
Kita sekarang berada didalam fasa penguasaan dajjal yang dibawa oleh
pendokongnya dari kalangan zionis yahudi dan kristian. Secara terancang
mereka menguasai sistem ekonomi dunia melalui penubuhan instituisi
perbankan dan melalui penubuhan sistem kewangan antarabangsa yang
dinamakan IMF. Sebelum tahun 2000 terdapat 7 negara yang tidak dapat
dikuasai oleh perbankan zionist iaitu Afghanistan, Iraq, Sudan, Libya,
Cuba, Korea Utara dan Iran tetapi kini hanya tinggal 3 negara sahaja
iaitu Cuba, Korea Utara dan Iran (3). Sebab itulah usaha yang berterusan
untuk menakluki negara-negara tersebut semakin hebat dijalankan dengan
berbagai-bagai alasan dan provokasi yang sengaja diada-adakan tetapi
matlamat sebenar mereka ialah untuk membelenggu umat manusia melalui
perbankan kapitalis. Dengan cara ini kapitalis zionis ini akan menghakis
segala hasil mahsul sesebuah negara dengan menggantikan dengan matawang
kertas dan sebahagian besar hanyalah sebagai nilai angka di paparan
komputer sahaja yang dianggap sebagai ekonomi padahal nilai hutang yang
perlu ditanggung. Setiap satu ringgit nilai yang kita pegang bermakna
negara menanggung sepuluh kali ganda nilai tersebut dalam bentuk bon
hutang!
Amat menghairankan apabila IMF mengharamkan penggunaan emas dalam sistem
matawang melalui syarat perjanjian kewangan dengan perbankan pusat.
Kedua-dua sistem kewangan samada sistem kewangan antarabangsa atau
sistem perbankan antarabangsa adalah perkembangan yang unik didalam
sejarah ekonomi dan kewangan umat manusia. Dengan kata lain tidak pernah
berlaku dalam sejarah manusia yang mengalami ketidakadilan dan
penindasan dalam urusan kewangan dan perbankan. Inilah akibat kejahilan
manusia tentang hakikat sebenarnya matawang dan dinamakan sistem
perbankan hari ini.
Sebenarnya kemunculan matawang kertas dollar adalah hasil manupulasi
Zionist selepas krisis minyak akibat perang Arab-Israel melalui usaha
Amerika. Amerika yang diketuai oleh setiausaha negaranya pada masa itu,
Henry Kessinger telah berjaya mempengaruhi Raja Arab Saudi untuk menjual
keluaran minyaknya hanya dalam dollar Amerika sahaja. Saudi Arabia
kemudiannya mempengaruhi seluruh negara arab lainnya untuk menyertai
perjanjian tersebut. Bermula dari sini lahirlah penguasaan matawang
kertas dollar yang dinamakan juga petro-dollar (4).
Inilah padahnya apabila zionis melalui sistem riba-kapitalis yang
menguasai dunia melalui sistem ekonomi berdasarkan hutang. Akhirnya
matawang dollar itu sendiri tidak mampu menampung beban hutang melalui
penjanaan matawang kertas yang lama kelamaan semakin membelit Amerika
dan semua negara eropah. Dengan cara ini dajjal melalui zionis yahudi
yang berpusat di Israel memastikan dunia seluruhnya berada dalam
genggaman mereka.
www.
Rujukan
- http://www.muslimtents.com/shaufi/b16/b16_14.htm
- http://www.zum.de/whkmla/sp/1011/sungjun/sungjun1.html
- http://www.hangthebankers.com/rothschilds-want-irans-banks/
- http://www.imranhosein.org/articles/islam-and-money/418-islam-the-petro-dollar-and-beyond.html
- http://infographiclist.com/2013/03/20/world-debt-101-infographic/
"BERSAMA KEMBANGKAN ILMU EMAS"
Yang Benar,
Yang Benar,
shahril rakeb
.............................................
Shahril Rakeb
Pengurus II
Wakalah NNM GOLD RESOURCES,KGT
(Rangkaian Wakalah - QSSR GOLD RESOURCES)
H/P: 017-685 4189
